Thursday, May 13, 2010

Peserta # M.3.a

SAPUTANGAN, TIDAK TISSUE


          Tulisan ini bermula ketika melihat di toilet, banyaknya gulungan tissue yang dipakai, kemudian dibuang begitu saja tanpa diketahui bahwa akhirnya salah-satu penyebab global warming adalah dari sehelai tissue tersebut. Tulisan ini kemudian dibenarkan kembali ketika banyak dijumpai di masyarakat terutama kaum hawa yang menghabiskan materi semata hanya untuk membeli tissue guna kepraktisan melakukan sesuatu hal yang akhirnya berujung pada sebuah percepatan keroposan sumber kehidupan rakyat dunia di masa depan.

          Keberadaan tissue sudah meliputi beberapa aspek manusia. Hotel, restoran, cafe, toilet, warung serta di dalam tas manusia sering dijumpai tissue basah ataupun kering. Fakta membuktikan bahwa, Tissue berawal dari olahan bahan baku kayu yang dimulai dari pembuatan bubur kertas kemudian dipanaskan hingga proses packing, itu artinya jutaan ton kayu tropis setiap harinya siap ditebang untuk menghasilkan tissue-tisue yang dibutuhkan manusia moderen, padahal kenyataannya adalah sebatang pohon kayu tropis membutuhkan sekitar 6-8 tahun kemudian untuk dapat ditebang atau diolah kembali hanya demi keinginan daging semata manusia. Dampak pengolahan tissue tidak hanya pada pengundulan hutan semata saja melainkan dari proses untuk mendapatkan warna putih pada Tissue, pemutihan warna pada tisu diperlukan proses pemutihan dengan gas chlor (Cl) terhadap pulp yang berwarna hitam. Bahan baku gas Cl adalah toksik, yang limbahnya juga masih mengandung racun. Bayangkan berapa banyak hutan harus ditebang demi memanjakan gaya hidup manusia serta milyaran liter air yang disedot dari tanah untuk membuat kertas tipis itu.

          Menyusutnya keberadaan hutan dapat mengakibatkan erosi tanah. Selain erosi, kemampuan hutan untuk menyerap CO2 juga menurun. Tingginya konsentrasi CO2 di atmosfir menyebabkan tingginya suhu bumi yang berdampak pada gangguan keseimbangan lingkungan hidup yang menyebabkan terjadinya pemanasan global ( Global Warming ). Pemanasan global merupakan pemanasan bumi yang melampaui batas ambang rata-rata, yang mengakibatkan banyaknya perubahan alam, mulai dari mencairnya kutub bumi, turunnya hujan asam, gersangnya tanah yang dulu subur, hingga naiknya suhu bumi secara cepat.

          Keinginan manusia dalam kepraktisan hidup seolah-olah melupakan bahwa sapu tangan adalah jawaban dalam mengatasi peningkatan produksi tissue setiap hari. Selain nilai keekonomisan, sapu-tangan cukup steril dibandingkan selembar tissue yang sering juga didaur ulang. Pemakaian saputangan adalah cara termudah untuk mengapplikasikan pola hidup green dalam kehidupan sehari-hari. Saputangan dapat digunakan berkali–kali dan mengurangi penggunaan kertas tissue itu sendiri.

          Jika sebagian penduduk dunia sepakat dan berjanji lebih baik menggunakan sapu tangan daripada tissue, maka pertanyaan; bagaimana mengurangi kerusakan hutan dan menyelamatkan bumi ini dari dampak global warming yang tidak diinginkan? Akan terjawab!

1 comment: